Salam dulu ahh, biar berkah hehe
Assalamualaikum wa
rahmatullaahi wa baraakaatuh (Wajib dijawab!)
Hei hei hei! Apa kabar para
netijen budiman? Semoga baik-baik terus yaa semuanya...
Oke jen, kali ini aku mau
lanjutin cerita tentang pengalamanku mengikuti tes seleksi CPNS Kementerian
Agama ya. Lebih spesifiknya cerita kali ini bakal menceritakan tahapan tes SKB
(Seleksi Kompetensi Bidang) karena di cerita sebelumnya aku udah menceritakan
pengalamanku ikut tes CPNS mulai dari tahap seleksi administrasi sampai
pelaksanaan SKD.
Oh iya, cerita ini aku tulis
ketika pelaksanaan tes CPNS TA 2019-2020 memasuki fase setelah pengumuman
kelulusan seleksi administrasi ya, dan dari info-info yang aku dapet ternyata
banyak sekali hal baru yang ada di pelaksanaan tes CPNS TA 2019-2020 ini,
contohnya yaitu adanya masa sanggah ketika peserta dinyatakan tidak lolos
seleksi administrasi, passing grade SKD/TKD yang diturunkan di setiap
subtesnya dibanding tahun sebelumnya, dan masih banyak hal lain lain yang
berbeda dengan pelaksanaan tes CPNS TA 2018.
Jadiiii, reminder nih yaa! Apabila
hal yang aku ceritakan disini berbeda dengan fakta yang dikemudian hari akan
teman-teman netijen alami pada pelaksanaan tes CPNS TA 2019-2020, maka jangan salahkan
aku hehe cerita ini sih murni sebagai sharing aja walau sebenernya berharap
bisa jadi sedikit pencerahan buat teman-teman semua yang akan ikut tes CPNS
tahun ini. hehe
Openingnya kebanyakan haha, Yukk lanjut
ke inti dari cerita ini.
Jadi, setelah ikut tes SKD dan
aku dinyatakan lulus (pengumumannya sebulan kemudian setelah pelaksanaan tes
SKD) kemudian juga berhak untuk mengikuti tahapan selanjutnya yaitu tes SKB
(Seleksi Kompetensi Bidang), maka mulai galau lah diriku ini, haha. Kenapa galau?
Karena di Kementerian Agama ini pelaksanaan SKB nya berbeda dengan
Kementerian/Instansi yang lain. Kalo di Instansi lain itu pelaksanaan SKB nya
tetep pake sistem CAT (Computer Assisted Test) saja dan adapula yang pake CAT
lalu ditambah Wawancara, Tes Kesemaptaan, dan lain-lain, tapi intinya tetap
pake CAT. Nah di Kementerian Agama ini gak pake CAT jen, SKB nya tuh terbagi
jadi 3 subtes lagi yaitu TPA (Tes Potensi Akademik) semacem psikotes,
Wawancara, dan Micro Teaching.
Setelah menunggu kurang lebih 2
minggu sejak pengumuman kelulusan SKD, akhirnya muncul lah pengumuman mengenai
pelaksanaan SKB Kementerian Agama Kanwil Jawa Barat, dan yang bikin repot
adalah pelaksanaan SKB ini gak Cuma 1 hari jen, total ada 3 hari yang harus
diluangkan untuk ikut tes SKB ini. Yaa emang sih Cuma 3 hari, tapi coba
bayangkan kalo yang ikut tes SKB ini statusnya karyawan aktif, bisa berabe ngurus
izin gak masuk kantor selama 3 hari. Beda hal nya sama peserta yang pada saat
pelaksanaan SKB statusnya sebagai “Beban Negara” wkwk, alias pengangguran, gak
bakal ada kendala yang berarti buat ikut tes SKB ini, ya nggak? Nah aku, karena
tahun 2018 bulan Agustus baru aja dinobatkan sebagai pengangguran (baru wisuda)
jadinya gak ada masalah mengenai waktu pelaksanaan SKB yang berhari-hari.
Hari pertama pelaksanaan SKB
waktu itu adalah TPA (Tes Potensi Akademik), oh iya pelaksanaan SKB untuk
Kementerian Agama Kanwil Jawa Barat itu diadakan di Kampus Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Setiabudi Bandung yaa, seingatku pelaksanaannya di
pertengahan bulan Desember 2018. Waktu itu pelaksanaan tes dimulai jam 09:00
(kalo sesuai jadwal), dan lagi, kita diharuskan sudah berada di lokasi tes 90
menit sebelum pelaksanaan tes dimulai. Seperti biasa, sebelum memasuki ruang
tes kita bakal antri panjang lebar buat absen kehadiran, satu-persatu peserta
dipanggil masuk ke dalam ruang tes. Lumayan bikin sebel juga antri nya, udah
mah karna ku sendirian tak punya teman, dan malu kalo untuk memulai obrolan
duluan dengan orang yang gak dikenal. Ketika pelaksanaan tes, aku dikasih soal
dan lembar jawwaban dengan total soal kurang lebih 150, bentuk soalnya pilihan
ganda yaa. Isi soalnya ada beberapa yang menyangkut kemampuan logika
matematika, penalaran, dan kebanyakan berkaitan dengan kepribadian kita. Nah,
karena aku lulusan Psikologi nih soal-soal yang diujikan buat aku sih gak
susah-susah banget karena emang udah sangat akrab dengan tes model kaya gitu
(waktu kuliah sering jadi tester buat praktik), jadi Alhamdulillah aku gak
nemuin kendala yang berarti selama subtes TPA ini. Saran dari aku sih, tidur
yang cukup di malam hari sebelum pelaksanaan tes, karena banyaknya soal ini
yang kadang bikin kita ‘males’ buat bener-bener fokus ngerjakan tes nya, hehe
Lanjut hari kedua pelaksanaan SKB
Kementerian Agama itu adalah tes Wawancara. Jujur aku khawatir banget waktu
itu, karena sama sekali gak ada bayangan pertanyaan macam apa yang akan
diujikan. Sebetulnya aku udah sering bolak-balik buat Wawancara di
perusahaan-perusahaan besar di Jakarta, Bekasi, dan Bandung, dan selalu bisa
percaya diri dengan apa yang aku persiapkan. Nah, kali ini beda banget,
bener-bener gatau harus mempersiapkan apa dan jadi orang yang ‘seperti apa’. Tes
wawancara di mulai jam 08:00, urutannya sesuai dengan ranking yang kita dapat
dari hasil tes SKD. Satu ruangan wawancara diisi 20 orang penguji jen, dalam
satu tempat tes ada kurang lebih 750 orang yang harus menunggu untuk mendapat
giliran tes. Walaupun tes dijadwalkan mulai dari jam 08:00, aku baru dapet
giliran masuk ruang tes itu kalo gak salah setelah dzuhur, dan peserta terakhir
yang masuk ruang tes itu pas hari sudah mulai gelap alias mau magrib wkwk,
kebayang gak tuh nunggu dari pagi sampe sore. Dan ternyata, pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan bener-bener diluar dugaan. Pengujinya bener-bener jutek yang aku
dapet, gak ada ramah-ramahnya banget haha. Pertama duduk, langsung disuruh baca
Al-Qur’an, terus ditanya-tanya pandangan kita terkait khilafah dan islam
ekstrimis/radikal, terus disuruh solat, imla, dan nafsirin ayat, wkwk. Waktu itu
jawaban-jawabanku ada di posisi abstain, ngedukung khilafah enggak, tapi nolak
juga enggak, intinya gak nasionalis banget dan gak radikal banget, dan karena
itulah nilai wawancara ku kecil, huhu. Saran sih, buat temen-temen kalo dapet
model pertanyaan kaya gini juga yaa jawabnya yang nasionalis aja, karena kan
kalian calon ASN yang mengabdi pada Negara. Bakal ada pertanyaan yang
membenturkan Antara islam dan Negara, sekalipun di Kementerian Agama tapi jiwa
nasionalis lah yang bakal dapet nilai lebih bagus.
Setelah berpusing ria karena aku
gak puas dengan diriku sendiri di tes Wawancara, tibalah di hari terakhir
pelaksanaan SKB….
Hari terakhir pelaksanaan SKB
diisi dengan tes Micro Teaching, disini ku galau lagi haha. Gimana gak galau? Waktu
itu aku baru lulus kuliah dan gak punya pengalaman ngajar sama sekali, lulusan
psikologi murni yang gatau apa-apa soal administrasi Bimbingan Konseling,
sedangkan di Micro Teaching ini kita disuruh mempersiapkan sendiri administrasi
pengajaran yang akan kita gunakan nanti. Jujur, waktu itu aku gatau sama sekali
terkait administrasi Bimbingan Konseling, apalah itu RPL, RPP, Program Kerja
dsb yang harus dipersiapkan ketika masuk ke tes Micro Teaching. Modalku Cuma satu,
aku gak canggung kalo harus ngomong di depan orang banyak, beda hal nya kalo
disuruh kenalan sama orang baru secara empat mata aja, haha. Kemudian berdasarkan
kabar burung yang simpang-siur, akhirnya aku membawa RPL hasil copas dari
google sebagai acuan yang akan aku sajikan ketika Micro Teaching nanti. Dan lagi-lagi,
kita harus menunggu antrian buat tes ini, aku udah dateng di UPI dari jam 7
pagi, baru masuk ruangan tes itu sekitar jam 10an. Begitu masuk ada 2 orang
sebagai penguji aku, mereka nyuruh aku memperkenalkan diri dulu trus dilanjut
pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan kita berbahasa asing, utamanya English
dan Arabic. Dengan modal dari jaman kuliah dulu yang selama 1 tahun ada program
khusus Bahasa arab dan 1 tahun program khusus Bahasa inggris, aku ‘ngabaceo’ dengan begitu pedenya
menggunakan kedua Bahasa itu, wkwk. Bisa lebih banyak menggunakan Bahasa asing
jadi nilai lebih loh, tapi kemampuan berbahasa daerah mah gak diitung yaa, haha.
Setelah diuji kemampuan berbahasa, aku disuruh mengoprasikan laptop, mungkin
pengen tau calon ASN nya gaptek gak nih, wkwk. Gak banyak sih yang diujikan, Cuma
disuruh ngetik di word, bikin table sederhana di excel dan juga mencoba
beberapa formula di excel, trus ditanya dulu bisa aplikasi lain selain dua tadi
apa aja kaya misalkan untuk desain, edit foto, video, dan lain-lain. Selesai uji
kemampuan mengoprasikan itu, barulah aku disuruh ngajar, wkwk. Yaa karna aku
daftar jadi calon Guru jadinya disuruh ngajar. Ada cerita dari temenku yang
saat itu daftar sebagai calon penghulu, yaa dia disuruh untuk praktik
menikahkan, ditanya-tanya mengenai hal yang berhubungan dengan rukun, syarat
nikah. Intinya, semua yang diujikan memang berkaitan degan posisi yang kita lamar,
jadi persiapkan dan harus tau banget apa yang akan kita lakukan apabila nanti
udah jadi Calon ASN di posisi tersebut.
Akhirnyaaa, selesai sudah
rangkaian Tes Seleksi Kompetensi Bidang yang dilaksanakan oleh Kementerian
Agama Kanwil Jawa Barat. Pengumuman kelulusan akhir (integrasi Antara nilai SKD
& SKB) diumumkan kurang lebih satu bulan setelah pelaksanaan SKB. Banyak-banyak
berdoa, dan Alhamdulillah ketika pengumuman nya keluar aku termasuk salah satu
yang dinyatakan lolos sebagai Calon ASN. Tapiii, jangan senang dulu karena
masih ada tahap pemberkasan yang juga lumayan menguras pikiran dan keuangan,
wkwk. Di tahap pemberkasan, masih ada kemungkinan status kalian yang tadinya
sudah lolos sebagai CPNS akan menjadi TMS (Tidak Memenuhi Syarat) alias batal
sebagai Calon PNS. Hal apa saja yang kira-kira bisa bikin kalian batal lolos? Mungkin
akan aku ceritakan di kesempatan berikutnya sekaligus cerita mengenai jalan
panjang menuju pemberian SK dan pelaksanaan Diklatsar CPNS.
Akhir kata, wassalamualaikum wa
rahmatullaahi wa barakaaatuh..