Kamis, 16 Januari 2020

Pengalaman Pribadi Mengikuti Seleksi CPNS Part 2 : Seleksi Kompetensi Bidang (SKB)


Salam dulu ahh, biar berkah hehe
Assalamualaikum wa rahmatullaahi wa baraakaatuh (Wajib dijawab!)

Hei hei hei! Apa kabar para netijen budiman? Semoga baik-baik terus yaa semuanya...
Oke jen, kali ini aku mau lanjutin cerita tentang pengalamanku mengikuti tes seleksi CPNS Kementerian Agama ya. Lebih spesifiknya cerita kali ini bakal menceritakan tahapan tes SKB (Seleksi Kompetensi Bidang) karena di cerita sebelumnya aku udah menceritakan pengalamanku ikut tes CPNS mulai dari tahap seleksi administrasi sampai pelaksanaan SKD.

Oh iya, cerita ini aku tulis ketika pelaksanaan tes CPNS TA 2019-2020 memasuki fase setelah pengumuman kelulusan seleksi administrasi ya, dan dari info-info yang aku dapet ternyata banyak sekali hal baru yang ada di pelaksanaan tes CPNS TA 2019-2020 ini, contohnya yaitu adanya masa sanggah ketika peserta dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi, passing grade SKD/TKD yang diturunkan di setiap subtesnya dibanding tahun sebelumnya, dan masih banyak hal lain lain yang berbeda dengan pelaksanaan tes CPNS TA 2018.
Jadiiii, reminder nih yaa! Apabila hal yang aku ceritakan disini berbeda dengan fakta yang dikemudian hari akan teman-teman netijen alami pada pelaksanaan tes CPNS TA 2019-2020, maka jangan salahkan aku hehe cerita ini sih murni sebagai sharing aja walau sebenernya berharap bisa jadi sedikit pencerahan buat teman-teman semua yang akan ikut tes CPNS tahun ini. hehe

Openingnya kebanyakan haha, Yukk lanjut ke inti dari cerita ini.

Jadi, setelah ikut tes SKD dan aku dinyatakan lulus (pengumumannya sebulan kemudian setelah pelaksanaan tes SKD) kemudian juga berhak untuk mengikuti tahapan selanjutnya yaitu tes SKB (Seleksi Kompetensi Bidang), maka mulai galau lah diriku ini, haha. Kenapa galau? Karena di Kementerian Agama ini pelaksanaan SKB nya berbeda dengan Kementerian/Instansi yang lain. Kalo di Instansi lain itu pelaksanaan SKB nya tetep pake sistem CAT (Computer Assisted Test) saja dan adapula yang pake CAT lalu ditambah Wawancara, Tes Kesemaptaan, dan lain-lain, tapi intinya tetap pake CAT. Nah di Kementerian Agama ini gak pake CAT jen, SKB nya tuh terbagi jadi 3 subtes lagi yaitu TPA (Tes Potensi Akademik) semacem psikotes, Wawancara, dan Micro Teaching.
Setelah menunggu kurang lebih 2 minggu sejak pengumuman kelulusan SKD, akhirnya muncul lah pengumuman mengenai pelaksanaan SKB Kementerian Agama Kanwil Jawa Barat, dan yang bikin repot adalah pelaksanaan SKB ini gak Cuma 1 hari jen, total ada 3 hari yang harus diluangkan untuk ikut tes SKB ini. Yaa emang sih Cuma 3 hari, tapi coba bayangkan kalo yang ikut tes SKB ini statusnya karyawan aktif, bisa berabe ngurus izin gak masuk kantor selama 3 hari. Beda hal nya sama peserta yang pada saat pelaksanaan SKB statusnya sebagai “Beban Negara” wkwk, alias pengangguran, gak bakal ada kendala yang berarti buat ikut tes SKB ini, ya nggak? Nah aku, karena tahun 2018 bulan Agustus baru aja dinobatkan sebagai pengangguran (baru wisuda) jadinya gak ada masalah mengenai waktu pelaksanaan SKB yang berhari-hari.

Hari pertama pelaksanaan SKB waktu itu adalah TPA (Tes Potensi Akademik), oh iya pelaksanaan SKB untuk Kementerian Agama Kanwil Jawa Barat itu diadakan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Setiabudi Bandung yaa, seingatku pelaksanaannya di pertengahan bulan Desember 2018. Waktu itu pelaksanaan tes dimulai jam 09:00 (kalo sesuai jadwal), dan lagi, kita diharuskan sudah berada di lokasi tes 90 menit sebelum pelaksanaan tes dimulai. Seperti biasa, sebelum memasuki ruang tes kita bakal antri panjang lebar buat absen kehadiran, satu-persatu peserta dipanggil masuk ke dalam ruang tes. Lumayan bikin sebel juga antri nya, udah mah karna ku sendirian tak punya teman, dan malu kalo untuk memulai obrolan duluan dengan orang yang gak dikenal. Ketika pelaksanaan tes, aku dikasih soal dan lembar jawwaban dengan total soal kurang lebih 150, bentuk soalnya pilihan ganda yaa. Isi soalnya ada beberapa yang menyangkut kemampuan logika matematika, penalaran, dan kebanyakan berkaitan dengan kepribadian kita. Nah, karena aku lulusan Psikologi nih soal-soal yang diujikan buat aku sih gak susah-susah banget karena emang udah sangat akrab dengan tes model kaya gitu (waktu kuliah sering jadi tester buat praktik), jadi Alhamdulillah aku gak nemuin kendala yang berarti selama subtes TPA ini. Saran dari aku sih, tidur yang cukup di malam hari sebelum pelaksanaan tes, karena banyaknya soal ini yang kadang bikin kita ‘males’ buat bener-bener fokus ngerjakan tes nya, hehe

Lanjut hari kedua pelaksanaan SKB Kementerian Agama itu adalah tes Wawancara. Jujur aku khawatir banget waktu itu, karena sama sekali gak ada bayangan pertanyaan macam apa yang akan diujikan. Sebetulnya aku udah sering bolak-balik buat Wawancara di perusahaan-perusahaan besar di Jakarta, Bekasi, dan Bandung, dan selalu bisa percaya diri dengan apa yang aku persiapkan. Nah, kali ini beda banget, bener-bener gatau harus mempersiapkan apa dan jadi orang yang ‘seperti apa’. Tes wawancara di mulai jam 08:00, urutannya sesuai dengan ranking yang kita dapat dari hasil tes SKD. Satu ruangan wawancara diisi 20 orang penguji jen, dalam satu tempat tes ada kurang lebih 750 orang yang harus menunggu untuk mendapat giliran tes. Walaupun tes dijadwalkan mulai dari jam 08:00, aku baru dapet giliran masuk ruang tes itu kalo gak salah setelah dzuhur, dan peserta terakhir yang masuk ruang tes itu pas hari sudah mulai gelap alias mau magrib wkwk, kebayang gak tuh nunggu dari pagi sampe sore. Dan ternyata, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bener-bener diluar dugaan. Pengujinya bener-bener jutek yang aku dapet, gak ada ramah-ramahnya banget haha. Pertama duduk, langsung disuruh baca Al-Qur’an, terus ditanya-tanya pandangan kita terkait khilafah dan islam ekstrimis/radikal, terus disuruh solat, imla, dan nafsirin ayat, wkwk. Waktu itu jawaban-jawabanku ada di posisi abstain, ngedukung khilafah enggak, tapi nolak juga enggak, intinya gak nasionalis banget dan gak radikal banget, dan karena itulah nilai wawancara ku kecil, huhu. Saran sih, buat temen-temen kalo dapet model pertanyaan kaya gini juga yaa jawabnya yang nasionalis aja, karena kan kalian calon ASN yang mengabdi pada Negara. Bakal ada pertanyaan yang membenturkan Antara islam dan Negara, sekalipun di Kementerian Agama tapi jiwa nasionalis lah yang bakal dapet nilai lebih bagus.

Setelah berpusing ria karena aku gak puas dengan diriku sendiri di tes Wawancara, tibalah di hari terakhir pelaksanaan SKB….

Hari terakhir pelaksanaan SKB diisi dengan tes Micro Teaching, disini ku galau lagi haha. Gimana gak galau? Waktu itu aku baru lulus kuliah dan gak punya pengalaman ngajar sama sekali, lulusan psikologi murni yang gatau apa-apa soal administrasi Bimbingan Konseling, sedangkan di Micro Teaching ini kita disuruh mempersiapkan sendiri administrasi pengajaran yang akan kita gunakan nanti. Jujur, waktu itu aku gatau sama sekali terkait administrasi Bimbingan Konseling, apalah itu RPL, RPP, Program Kerja dsb yang harus dipersiapkan ketika masuk ke tes Micro Teaching. Modalku Cuma satu, aku gak canggung kalo harus ngomong di depan orang banyak, beda hal nya kalo disuruh kenalan sama orang baru secara empat mata aja, haha. Kemudian berdasarkan kabar burung yang simpang-siur, akhirnya aku membawa RPL hasil copas dari google sebagai acuan yang akan aku sajikan ketika Micro Teaching nanti. Dan lagi-lagi, kita harus menunggu antrian buat tes ini, aku udah dateng di UPI dari jam 7 pagi, baru masuk ruangan tes itu sekitar jam 10an. Begitu masuk ada 2 orang sebagai penguji aku, mereka nyuruh aku memperkenalkan diri dulu trus dilanjut pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan kita berbahasa asing, utamanya English dan Arabic. Dengan modal dari jaman kuliah dulu yang selama 1 tahun ada program khusus Bahasa arab dan 1 tahun program khusus Bahasa inggris,  aku ‘ngabaceo’ dengan begitu pedenya menggunakan kedua Bahasa itu, wkwk. Bisa lebih banyak menggunakan Bahasa asing jadi nilai lebih loh, tapi kemampuan berbahasa daerah mah gak diitung yaa, haha. Setelah diuji kemampuan berbahasa, aku disuruh mengoprasikan laptop, mungkin pengen tau calon ASN nya gaptek gak nih, wkwk. Gak banyak sih yang diujikan, Cuma disuruh ngetik di word, bikin table sederhana di excel dan juga mencoba beberapa formula di excel, trus ditanya dulu bisa aplikasi lain selain dua tadi apa aja kaya misalkan untuk desain, edit foto, video, dan lain-lain. Selesai uji kemampuan mengoprasikan itu, barulah aku disuruh ngajar, wkwk. Yaa karna aku daftar jadi calon Guru jadinya disuruh ngajar. Ada cerita dari temenku yang saat itu daftar sebagai calon penghulu, yaa dia disuruh untuk praktik menikahkan, ditanya-tanya mengenai hal yang berhubungan dengan rukun, syarat nikah. Intinya, semua yang diujikan memang berkaitan degan posisi yang kita lamar, jadi persiapkan dan harus tau banget apa yang akan kita lakukan apabila nanti udah jadi Calon ASN di posisi tersebut.

Akhirnyaaa, selesai sudah rangkaian Tes Seleksi Kompetensi Bidang yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kanwil Jawa Barat. Pengumuman kelulusan akhir (integrasi Antara nilai SKD & SKB) diumumkan kurang lebih satu bulan setelah pelaksanaan SKB. Banyak-banyak berdoa, dan Alhamdulillah ketika pengumuman nya keluar aku termasuk salah satu yang dinyatakan lolos sebagai Calon ASN. Tapiii, jangan senang dulu karena masih ada tahap pemberkasan yang juga lumayan menguras pikiran dan keuangan, wkwk. Di tahap pemberkasan, masih ada kemungkinan status kalian yang tadinya sudah lolos sebagai CPNS akan menjadi TMS (Tidak Memenuhi Syarat) alias batal sebagai Calon PNS. Hal apa saja yang kira-kira bisa bikin kalian batal lolos? Mungkin akan aku ceritakan di kesempatan berikutnya sekaligus cerita mengenai jalan panjang menuju pemberian SK dan pelaksanaan Diklatsar CPNS.

Akhir kata, wassalamualaikum wa rahmatullaahi wa barakaaatuh..